Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Cinta Segelas Kopi

Gambar
Cinta Segelas Copi © pixabay.com Cinta, hari ini aku kembali teringat masa lalu. Masa-masa remaja kita. Saat kita bercanda bersama, saat kita tertawa bersama. Apa lagi waktu kamu menumpahkan segelas kopi di bajuku. Kamu tau gak, sebetulnya aku sedih waktu itu karena itu adalah baju baru yang aku beli agar aku bisa tampil keren di depanmu. Hehe konyol kan? Tapi tak apalah. Dengan melihatmu tertawa dan ceria aku sudah cukup bahagia. Itu tandanya kamu senang di dekatku. Kamu merasa nyaman, tenang, gembira. Pokoknya itu adalah saat-saat terindah kita waktu itu. Kamu ingat gak? Janji kita waktu itu untuk selalu setia dan jujur apa adanya. Seperti kopi, meskipun pahit orang tetap meminumnya. Meskipun warnanya pekat, orang tetap mencarinya. Karena kopi tak pernah berpura-pura dan jujur apa adanya. Seperti kita waktu itu. Kamu selalu cerita saat kamu dimarahi orang tuamu kalau keseringan jalan bareng sama aku.. hehe, mungkin itu salahku juga sih. Tidak kenal waktu, hanya untuk mel...

Mencari Cinta Di Dunia Maya

Gambar
© Pixabay.com Mentari tlah redupkan sinarnya... Membangun kesunyian di bawah sang rembulan... Menunggu suara nyanyian malam... Membawa syahdu hati yang rindu... Bergumam mulut memanggil namamu... Menghapus rindu yang tak terbendung... Kutatap wajah ayu berselubungkan kain... Memberi keteduhan hati sang perindu... Kau jauh di antara jarak dan bayangan... Bersinar dalam hati meski tak bersua... Dunia maya menjadi penghubung... Dua hati yang mencinta... Dalam janji kita berucap... Tuk berjumpa di alam nyata... Merajut asa yg terpisah... Menyatukan dalam ikatan... Dalam awan bermandikan cahaya surgawi... Mengalun merdu suara malaikat bernyanyi... Memadukan hati kita yang satu... Memenuhi janji yang terbukti... Kini kau telah pergi.. Mencari tempat teduh hati berlabuh... Kesetiaanku takkan layu... Menantimu untuk bersatu... Mr. Writer 12 September 2017

Gadis Binal Di Ujung Jalan

Gambar
© Pixabay.com Jerit hati melihat rupa... Wajah lembut cahaya malam... Meneteskan air mata luka... Tanda kepiluan tanpa daya.. Gadis itu kini tak suci lagi... Tak seelok masa kecil.. Kutimang-timang penuh cinta... Penuh harap masa depan... Kini kau tlah dewasa... Melangkah sendiri tanpa arah... Menjual diri tanpa rasa... Demi harta yang tak kekal... Sampai kapan? Samar kudengar jeritan hasrat.. Terpuaskan nafsu yang tak berasa... Lentik jemari mencipta asap... Mengepul pekat dibawah temaram... Menjajakan hasrat tak bernyawa... Demi insan yang tak mengenal dosa... Langkah kaki ini terhenti... Melihatmu berpaling tanpa rasa... Tanpa dosa kau berbuat... Tak peduli aku ini siapa... Sampai kapan? Dalam doa kuberucap... Kembalilah ke jalan-Nya Mr. Writer

Perjuangan Cinta

Gambar
© Pixabay.com Mungkin aku adalah orang yang paling bodoh. Karena membiarkan kamu pergi mencari hati yang lain. Mungkin aku adalah orang yang sial, karena tak mampu menjagamu. Mungkin aku orang yang ceroboh, karena tak mampu membaca perasaanmu. Aku terlalu egois memikirkan diriku sendiri. Tanpa berfikir kebahagiaan kamu. Namun kini kau telah pergi. Meninggalkanku sendiri. Kamu adalah wanita paling baik yang pernah aku kenal. Kamu memberi senyum dengan tulus. Kamu memberi warna dalam kehidupanku. Namun apa dayaku. Kau telah bahagia dengan orang lain. Kau bisa melupakan masa lalu, tetapi aku belum. Aku belum bisa menghapus senyummu di wajahku. Jika waktu bisa kembali, Aku akan memberikan seluruh cintaku untuk kamu. Jika kita bisa dipertemukan kembali, Aku akan memelukmu, biar kamu tak lepas lagi dalam hidupku. Tuhan, waktu telah berlalu. Namun aku percaya, jika engkau menghendaki maka semuanya bisa terjadi. Perjuangan belum berakhir. Cinta ini belum padam. Semoga Engkau m...

Belaian Jemari Kosong

Gambar
© Pixabay.com Malam ini ku terjaga... Menatap dinding-dinding kosong penyekat batin... Mencari sosok yang telah pergi... Samar ku raba insan manusia penuh cinta... Memberi diri untuk berbagi asa... Ya.. Kumencarimu di tempat sunyi... Mengingat kembali rindu masa lalu... Akan belai kasih yang mebiru... Namun ku sadar... Kau telah pergi ke tempat suci... Tujuan setiap jiwa ciptaan-Nya... Jemarimu kini hanya bayangan... Hadir dalam mimpi dilelapku... Memberi semangat dalam perjalanan... Di relung hati yang kosong kututup mataku... Melepasmu untuk cintamu... Selamat jalan... ibu... Mr. Writer

Langkah Kaki Tak Berujung

Gambar
© Pixabay.com Melangkah... melangkah.... melangkah.... dan terus melangkah..... Sampai kapankah langkah ini terhenti? Sebuah jeritan dari relung hati yang lelah, Letih karena penat tak berujung dalam hati... Merindukan sejengkal tanah yang tak bertuan... Entah kemana Tuan itu telah pergi... Muakkk.... setiap orang selalu menutupi wajahnya dengan topeng kebajikan.... Seolah tak ada yang tahu dimana sejatinya hatimu melihat... Semua melihatku dengan mata tertutup namun hatimu tertawa keras.... Terasa puas dan lega... melihatku terjatuh dan menangis.... Kembali lagi ku goreskan pena ini ke atas kertas putih... Teman sejati yang tak pernah menjerit.... Tak mau mengadu meskipun tertusuk rasa kepedihan melihaku tersungkur... Tak mau berlari meskipun kau pilu dan malu... Setiap hembusan nafas ini selalu megeluarkan aura tak sedap... Kepiluan tak berujung.... seperti langkah kaki ini yang tak pernah berhenti... Ketika hati ini menjerit maka kaki juga tertegun.... ada apa...