Cinta Segelas Kopi

puisis cinta; puisi sedih; puisi tentang cinta;
Cinta Segelas Copi © pixabay.com


Cinta, hari ini aku kembali teringat masa lalu. Masa-masa remaja kita. Saat kita bercanda bersama, saat kita tertawa bersama. Apa lagi waktu kamu menumpahkan segelas kopi di bajuku. Kamu tau gak, sebetulnya aku sedih waktu itu karena itu adalah baju baru yang aku beli agar aku bisa tampil keren di depanmu. Hehe konyol kan?

Tapi tak apalah. Dengan melihatmu tertawa dan ceria aku sudah cukup bahagia. Itu tandanya kamu senang di dekatku. Kamu merasa nyaman, tenang, gembira. Pokoknya itu adalah saat-saat terindah kita waktu itu.

Kamu ingat gak? Janji kita waktu itu untuk selalu setia dan jujur apa adanya. Seperti kopi, meskipun pahit orang tetap meminumnya. Meskipun warnanya pekat, orang tetap mencarinya. Karena kopi tak pernah berpura-pura dan jujur apa adanya.

Seperti kita waktu itu. Kamu selalu cerita saat kamu dimarahi orang tuamu kalau keseringan jalan bareng sama aku.. hehe, mungkin itu salahku juga sih. Tidak kenal waktu, hanya untuk melihat senyum kamu selama aku ingin melihat.

Begitu juga dengan aku. Aku selalu cerita saat hati ini cemburu melihat kamu jalan sama teman cowok kamu. Namun aku percaya, kamu tidak akan mengkhianati janji kita. Janji yang diucapkan saat ulang tahun kamu yang ke 20 waktu itu.

Sambil memandang bintang di langit yang jatuh, kita berucap janji. Selalu bersama sampai waktu memisahkan kita.

Ternyata janji itu adalah janji kita yang tak pernah tekhianati. Kestiaan yang selalu tejaga sampa ajal memisahkan kita. Sebetulnya aku sedih ketika mengingat kenangan ini, karena harus menerima kenyataan bahwa kamu harus meninggalkan aku untuk selama-lamanya.

Kamu harus pergi karena penyakit kanker hati yang kamu derita. Kamu menahan sakit yang luar biasa untuk berjuang tetap hidup dan bisa terus bersama-sama dengan aku.

Namun takdir berkata lain. Tuhan memanggilmu lebih cepat dari apa yang kita duga. Kamu pergi.. dan kini aku sendiri. Aku hanya bisa mengenang masa-masa indah kita waktu itu. Meskpun 15 tahun telah berlalu, hati ini tetap mengingat kamu.

Cinta, hari ini aku membuat puisi khusus buat kamu. Semoga kamu bisa mendengarkan di alam sana dan tahu perasaanku saat ini.

"Cinta Segelas Kopi"

Pahit rasanya tak sepahit selera..
Nikmat kopi mengundang hasrat..
Tergerak hati untuk menyapa, berharap sua bersambung asa...

Duduk gadis cantik berbaju jingga...
Menyeduh kopi dari afrika...
Menebar senyum menatap muka terasa surga di depan mata...

Kini ku tahu namamu "Cinta"...
Wanita sederhana berparas cantik penuh ceria...
Tak pernah mengeluh meskipun kau sedang terluka...
Karena janji untuk selalu setia...

Kau telah pergi untuk selama-lamanya...
Meskipun itu bukan kehendak kita...

Bahagiaku adalah bahagiamu...
Kesedihanku adalah kesedihanmu..
Janji setia kini tlah tercipta...
Meskipun kita harus berpisah...
Semoga kau bahagia di alam sana...
Menuai cinta yang kau tanam...

Selamat jalan Cinta...

Mr. Writer 13 September 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kaki Tak Berujung

Gadis Binal Di Ujung Jalan